KOTA Jakarta sebagai kota metropolitan terus menciptakan magnet bagi pendatang untuk mencari peruntungan. Namun, di tengah hingar bingar kehidupan ibu kota negara ini, setidaknya ada 30 Museum yang memberikan warna tersendiri bagi warganya dan pelancong yang ingin mengetahui lebih dalam sejarah dan ragam budaya yang berkembang di kota ini. Sebut saja museum Sejarah Jakarta, yang juga dikenal dengan nama Museum Fatahillah. Museum dengan luas sekitar 1,3 hektar yang berlokasi di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat ini memiliki obyek perjalanan sejarah kota Jakarta.
Dengan bangunan bergaya arsitektur kuno abad ke-17 yang dikelilingi kota tua yang kini telah menjadi cagar budaya, museum ini selalu menjadi incaran obyek pelancong baik dari dalam maupun luar negeri.
Untuk menikmati suasana Jakarta tempo dulu di sini, kita tak perlu mengeluarkan kocek yang besar. Pengunjung hanya dikenakan tarif Rp 2.000. Bahkan, untuk mahasiswa dan anak-anak hanya dikenakan tarif Rp 1000 dan Rp 600 untuk sekali masuk. http://harga.web.id/biaya-kuliah-universitas-indonesia-jalur-reguler.info
Sejatinya, Museum Fatahillah adalah bekas Balai Kota di era kekuasaan Hindia Belanda dengan nama Stadhuis. Difungsikan sebagai museum sejak 30 Maret 1974, Museum Fatahillah menyimpan berbagai obyek perjalanan sejarah Jakarta, hasil penggalian arkeologi di Jakarta. Di sana dipamerkan juga berbagai mebel antik mulai dari abad ke-18, keramik, gerabah, dan batu prasasti.
Yang menarik, selain bisa menikmati perkembangan kota Jakarta di Museum ini, pengunjung bisa menikmati suasana kota tua yang kini dikembentuk setengah lingkaran berukuran 6 X 3,2 meter dengan tinggi 160 centimeter di sisi tengah kini menjadi obyek utama di sini. Kondisinya begitu tema- ram sehingga berkesan sangat angker dan menakutkan. “Pernah di pasang lam- pu, setiap dua hari mati. Akhirnya sekarang dibiarkan saja seperti aslinya,” ucap Sahuri
Tak jauh dari Museum Fatahillah, menyeberang ke arah kiri, terdapat Museum Wayang. Letaknya di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, Jakarta Barat. Semula bangunan ini bernama De oude Hollandsche Kerk. Pemakaian Museum Wayang diresmikan pada 13 Agustus 1975.
Di museum ini, pengunjung dapat menikmati berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia, baik yang terbuat dari kayu dan kulit mau- pun bahan-bahan lain. Wayang-wa- yang dari luar negeri ada juga di sini, misalnya dari Cina dan Kamboja. Saat ini, setidaknya terdapat 4.000 koleksi wayang dengan corak dan ragam yang berbeda.
Tak jauh dari Museum Sejarah Ja- karta, menyeberang ke arah kanan terdapat Museum Seni Rupa dan Museum Keramik. Kedua museum ini terdapat dalam satu gedung, yaitu Balai Seni Rupa dan Keramik di Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat.
Berbagai koleksi lukisan terpajang apik di museum ini. Berbagai aliran seni lukis, seperti naturalisme, abstrak dan surealisme dipamerkan dengan memajang karya Raden Saleh, Affan- di, Sudjojono, dan Basuki Abdullah. Selain tiga museum ini, Kota Jakar- ta juga banyak menawarkan obyek pe- ninggalan sejarah lainnya. Sebut saja Museum Bahari, Museum (Taman) Prasasti, Museum Tekstil, Museum (Gedung) Juang í45, Museum MH Tham- rin, serta beberapa lainnya.
sumber: Radar Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar